Pesan Kehidupan dari Puncak 1353 Bulusaraung

Benar bahwa yang dinyatakan secara tersurat dalam Kitab Suci Umat Islam, Al Qur’an Al Qariim dalam Surah Al Imran:185 berbunyi : “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. ...”. begitupun dalam Kitab Umat Kristiani Perjanjian Baru, Kejadian 7:21 “Lalu mati binasalah segala yang hidup, yang bergerak di bumi, burung-burung, ternak dan binatang liar dan segala yang merayap, yang berkeriapan di bumi, serta semua manusia”

Sebagaimana yang hidup akan mengalami kematian dan yang diawali akan terakhiri, begitulah proses yang berlangsung secara terus menerus sampai waktu yang ditentukan akan berakhir. Itulah hari akhir. 
In memoriam
Minggu di tujuh belas april 2016 ini, kembali kami diingatkan akan kuasa Yang Maha Agung dengan segala bentuk kesempurnaan penciptaan mahluk hidup di muka bumi yang akan melewati siklus kehidupan menuju kematian. Tepat pada 13 April 2008,  delapan tahun yang lalu  salah satu anggota aktif kebanggaan Korpala Unhas saudara kami Ismed Wahyudi | K 117 05 415 di umur 25 tahun dipanggil lebih cepat dan segera menghadap ke pangkuan Sang Khalik.

Waktu memang selalu menjadi saksi atas segala hal yang terjadi, tidak terasa saat april 2015 lalu kami masih sempat menginjakkan kaki tepat waktu di Gunung Bulusaraung 1.353 Mdpl, Tempat yang menjadi saksi saat Ismed Wahyudi menghadap Yang Maha Kuasa. Mengingat tugas mulia yang beliau emban delapan tahun lalu, menjadi pendamping tim peserta saat pelaksanaan pemantapan pendidikan dasar XXI Korpala Unhas. Saat itu tim Pemantapan melewati jalur pendakian dari Leang –leang Kabupaten Maros menuju arah sebelah barat Gunung Bulusaraung untuk mencapai titik tertinggi di Bulusaraung, tepat pendakian pertama untuk mencapai puncak Bulusaraung kejadian itupun terjadi, diluar kendali manusia, semua terjadi karena kebesaran Yang Maha Kuasa.
Korpala Unhas
Kembali hanya untuk mengenang dan memanjatkan Doa agar senantiasa beliau diberikan tempat yang layak di sisi-Nya, pastinya kita selalu belajar dan mengambil petikan hikmah dari setiap kejadian yang telah terjadi. Baik kejadian yang kita alami sendiri ataupun yang terjadi di lingkungan sekitar kita.

Kali ini agak terlambat tiga hari dari biasanya, minggu 17 April sekitar pukul 16:15 WITA, setelah melakukan pelaporan diri dan diiringi doa, 3 orang anggota Korpala Unhas dan seorang relawan berangkat dari Mabes Korpala Unhas menuju Desa Tompobulu Kabupaten Pangkep, sebagai entry point pendakian Gunung Bulusaraung kali ini.

Dua jam perjalanan dalam waktu normal dapat ditempuh dari Kota Makassar menuju Desa Tompobulu, lain hal saat ini dengan adanya pembangunan sarana prasarana Kota Makassar seperti yang terjadi dijalan Perintis Kemerdekaan KM 30 Poros Makassar-Maros tepat diperempatan jalan masuk Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Dengan adanya perbaikan jalan tersebut telah menyebabkan kemacetan panjang setiap jam kantor, yaitu setiap pagi pukul 08:00 WITA dan sore setiap pukul 16:00 WITA sampai pukul 20:00 WITA. Sesuai dengan master plan perbaikan jalan, diperkirakan pembangunan masih akan berlanjut sampai 2 tahun ke depan.

Di Mesjid jalan masuk Gunung Bulusaraung kami menyempatkan singgah untuk istirahat sebentar dan melaksanakan sholat maghrib. Pukul 18:45 WITA, kami melanjutkan perjalanan menuju entry point pendakian. Sampai di Desa Tompobulu kami langsung parkir kendaraan dan melakukan registrasi di pos penjagaan, sedikit berbeda dari sebelumnya pos penjagaan kali ini telah berpindah tepat di depan kantor Balai Desa Tompobulu, bukan lagi disamping mesjid.

Pembayaran pajak kali ini mengalami peningkatan sedikit drastis dari tahun sebelumnya, untuk standar keuangan kantong mahasiswa hal tersebut terlalu mahal untuk melakukan pendakian di jalur wisata sekelas Gunung Bulusaraung. Kali ini empat orang dengan dua sepeda motor harus membayar sejumlah uang sebanyak Rp. 34.000,00 dengan rincian Rp. 9.000,00/orang dan Rp. 3.000,00/unit kendaraan. Lumayan update tarif masuk kawasan Gunung Bulusaraung buat teman-teman yang akan berkegiatan disana, biar manajemen perjalanan yang akan dibuat lebih tepat.
Korpala Unhas
Proses registrasi selesai, kami menyempatkan untuk menyeruput kopi sebelum berangkat menuju jalur pendakian. Setelah berdoa, pukul 21:30 WITA kami berangkat dan melalui jalur normal melewati perkebunan dan sawah warga Desa Tompobulu. Jalur trekking menuju Puncak Bulusaraung harus dilalui dengan 2 jam waktu normal perjalanan, bagi pemula bisa saja lebih dari 2 jam untuk melewati pendakian yang kebanyakan jalur Scrambling tersebut.

Jalur yang kami lalui dari Pos 1 menuju Pos 7 dengan topografi terjal harus dilalui ekstra hati –hati, berbagai tehnik pendakian harus di improvisasi-kan demi keselamatan dari hal yang tidak diinginkan. Jalur yang dilalui saat ini memang jauh berbeda dari beberapa waktu yang lalu, penampakan dari akar pohon terlihat merangkak bebas dipermukaan tanah jalan setapak yang dilalui adalah hal memilukan yang harus dilewati dengan hati –hati. Bukti banyaknya pendaki yang telah melalui jalan tersebut sehingga menyebabkan pengikisan tanah dan melebarnya jalur sampai mencapai 2 meter.

Kondisi shelter yang dibangun oleh pihak pengelola wisata alam Gunung Bulusaraung pun memprihatinkan tanpa perawatan berlanjut, aksi Vandalisme turut menjadi pelengkap ketidak –indahan di beberapa shelter, pohon dan bebatuan alam.
Korpala Unhas
Sesampai di Pos 8 sekitar pukul 10:40 WITA, kami menyempatkan istirahat memulihkan kesegaran badan dari jalur scrambling yang baru saja dilalui sambil menikmati landscape indah wilayah Kabupaten Pangkep di malam hari.

Menuju Pos 9 tempat camp sesuai kesepakatan kami lalui tidak lebih 10 menit perjalanan, memang jarak datar yang ditempuh antara Pos 8 ke Pos 9 terbilang dekat sekitar 1,5 kilometer. Menyempatkan istirahat sebentar kemudian bagi tugas mendirikan tenda, ambil air, masak, makan malam dan istirahat. 

Pagi hari setelah sarapan kami langsung menuju Puncak Bulusaraung, kemudian memanjatkan Doa dan mengambil beberapa foto dokumentasi, setengah jam kemudian kembali ke Pos 9 tempat camp dan melakukan bersih –bersih sebelum packing untuk selanjutnya menuju entry point  dan kembali ke Mabes Korpala Unhas di Makassar.
In Memoriam Ismed Wahyudi
Apa yang kami lakukan hari ini hanya untuk mengingatkan diri ini bahwa tidak ada mahluk yang hidup kekal lagi abadi. Semua mahluk akan menghadap kepada Sang Pencipta, hanya persoalan waktu, tempat dan bagaimana kita akan melalui ketetapan Yang Kuasa tersebut. 
Mari perbanyak Syukur !

Al Faatihah.

Viva Korpala Unhas.
Let’s Survive Till The End In The Universe

K 126 14 497

5 Responses to "Pesan Kehidupan dari Puncak 1353 Bulusaraung"